Ads Top

Teman Yang Baik Mampu Memberi Syafaat Di Akhirat

Hari kiamat ialah suatu hari yang dikhabarkan Allah pasti akan berlaku. Setelah segalanya musnah, setiap manusia akan dihidupkan semula dan dibawa ke padang mahsyar untuk dihisab dan diberi pembalasan. Setiap apa yang kita lakukan di dunia berkait rapat dengan nasib pada waktu itu.

Amal ibadah, hubungan dengan ibu bapa, ahli keluarga serta ikatan baik dengan sahabat yang beriman sebenarnya mampu membantu. Di dunia, kita mempunyai ramai teman – teman belajar, teman bekerja, teman bergelak ketawa, teman untuk membantu sewaktu susah dan lain-lain. Namun adakah kita mempunyai teman dalam beragama? Yang mampu memberi kita tunjuk ajar dalam beragama, yang mampu membetulkan apa yang salah serta menambah apa yang kurang.

Mengapa Teman Dalam Beragama Penting?

Sahabat yang beriman, yang benar-benar patuh dan taat dalam beragama penting kerana Allah mengizinkan mereka untuk membantu sahabat-sahabat mereka daripada terus diseksa di dalam api neraka kelak. Ya, sahabat juga mampu memberi syafaat kepada sahabatnya yang lain.

Ibnul Jauzi rahimahullah pernah berkata kepada sahabat-sahabatnya,

إن لم تجدوني في الجنة بينكم فاسألوا عني وقولوا : يا ربنا عبدك فلان كان يذكرنا بك

”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”
Kemudian beliau menangis.

Imam Ibnul Jauzi sendiri gusar kalau-kalau beliau sendiri tidak mampu mengikut jejak langkah sahabatnya di akhirat kelak. Bayangkan, sahabat yang bersama-sama bersolat di sebelah ketika di dunia, yang sama-sama menunaikan umrah, yang sama-sama berpuasa, tiba-tiba apabila di akhirat mereka masuk syurga namun tidak kita.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Demi Allah Yang jiwaku ada di tanganNya. Tidak ada seorangpun diantara kamu yang lebih bersemangat di dalam menyerukan permohonannya kepada Allah untuk mencari cahaya kebenaran, dibandingkan dengan kaum Mu’minin ketika memohonkan permohonannya kepada Allah pada hari Kiamat untuk (menolong) saudara-saudaranya sesama kaum Mu’minin yang berada di dalam Neraka. Mereka berkata : “Wahai Rabb kami, mereka dahulu berpuasa, solat dan berhaji bersama-sama kami”.

Maka dikatakan (oleh Allah) kepada mereka : “Keluarkanlah oleh kalian (dari Neraka) orang-orang yang kalian tahu!” Maka bentuk-bentuk fisik merekapun diharamkan bagi Neraka (untuk membakarnya). Kemudian orang-orang Mu’min ini mengeluarkan sejumlah banyak orang yang dibakar oleh Neraka sampai pada pertengahan betis dan lututnya.

Kemudian orang-orang Mu’min ini berkata: “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi di Neraka seorangpun yang engkau perintahkan untuk mengeluarkannya”. Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat satu dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)!” Maka merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang dari Neraka.

Kemudian mereka berkata lagi : “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi seorangpun yang kami sisakan dari orang yang Engkau perintahkan untuk kami mengeluarkannya”. Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang.

Selanjutnya mereka berkata lagi : “Wahai Rabb kami, tidak ada seorangpun yang Engkau perintahkan, kami sisakan (tertinggal di Neraka)”. Allah berfirman: “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Maka merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang.

Kemudian mereka berkata : “Wahai Rabb kami, tidak lagi kami menyisakan di dalamnya seorangpun yang mempunyai kebaikan”.

Pada waktu itu Abu Sa’id al Khudri mengatakan: “Apabila kalian tidak mempercayai hadis ini, maka jika kalian suka, bacalah firman Allah (yang ertinya): “Sesungguhnya Allah tidak menzalimi seseorang meskipun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan sebesar zarah, nescaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar”. (Surah An Nisaa’ : 40) … al Hadits”. (HR. Bukhari dan Muslim, 8 – Status hadis sahih)

Sahabat yang dinyatakan dalam hadis ini ialah Muslim yang benar-benar beriman, yang bertakwa, yang menjauhkan diri daripada dosa, yang menunaikan dan menjaga solatnya, yang tidak lupa bersedekah, yang bertawakkal kepada Allah dan yang mempunyai rasa takut dalam hatinya. Merekalah sahabat yang mampu membantu di dunia dan di akhirat.

Orang Yang Zalim Tidak Mempunyai Sahabat Untuk Membelanya

Orang yang zalim ialah orang yang sering melakukan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang telah Allah perintahkan. Barangkali mereka bersikap khianat, menindas, tidak rahmah dan melayan orang-orang di sekeliling dengan layanan yang buruk sehingga tidak ada seorang pun yang mampu membela mereka. Seperti firman Allah:

“Dan berilah amaran (wahai Muhammad) kepada mereka tentang (hari kiamat) yang dekat (masa datangnya), iaitu ketika hati seseorang merasa resah gelisah, kerana cemas takut, sambil masing-masing menahan perasaannya itu. (Pada saat itu) orang-orang yang zalim tidak akan mendapat seorang sahabatpun yang boleh membelanya, dan tidak akan mendapat pemberi syafaat yang diterima pertolongannya” (Surah Al-Ghafir 40:18)

Maka, ambil lah peluang untuk membina persahabatan yang baik dengan orang soleh ketika di dunia. Setiap daripada kita ada kurangnya, terutama dalam hal beragama. Tidak ada yang sudah sempurna. Semoga dengan hubungan persahabatan yang dibina dan dekatnya diri kita dengan mereka, kebaikan mereka juga mampu berjangkit sama.




No comments:

Powered by Blogger.